Beginilah Semestinya Menyambut Bulan Ramadhan
إِنّ الْحَمْدَ
ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ
إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً
وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ.
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
KHUTBAH YANG PERTAMA:
Ma’asyirol muslimin yang dirahmati Allah!
Bagaimanakah perasaan kita jika ada seorang
tamu yang kita cintai dan rindukan memberitahu, bahwa ia akan datang dan
tinggal bersama kita selama beberapa hari, apa yang akan kita lakukan?
Tidak diragukan lagi, kita akan senang dan
berbahagia, kemudian kita akan bersiap-siap menyambut kunjungan itu dan sedapat
mungkin kita akan merapikan diri, membersihkan rumah dan menyiapkan acara-acara
yang menarik dalam rangka kunjungan itu.
Wahai saudaraku, bagaimana jika tamu itu bukan
saja kita cintai, akan tetapi juga dicintai Allah Ta’ala, RasulNya dan seluruh
kaum muslimin? Bagaimana jika
tamu ini selama tinggal bersama kita antara siang dan malamnya membawa kebaikan
dan keberkahan?
Tamu yang dimaksud itu tidak lain adalah Ramadhan. Bulan yang
mulia, bulan al-Qur'an, bulan shiyam, bulan bertahajjud dan qiyamullail. Bulan
kesabaran dan takwa, bulan kasih sayang, ampunan dan terbebasnya hamba dari api
neraka. Bulan yang terdapat di dalamnya suatu malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Bulan di mana syetan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga
dibuka.
Bulan saat amal kebaikan dilipatgkitakan dan penuh berkah dalam
ketaatan. Bulan pahala dan keutamaan yang agung. Maka seyogyanya setiap yang
mengetahui sifat-sifat tamu ini untuk menyambutnya sebaik mungkin. Mempersiapkan
berbagai amal kebajikan agar memperoleh keberuntungan yang besar dan tidak
berpisah dengan bulan itu, dengan menyucikan ruh dan jiwanya.
Allah Ta’ala berfirman, Artinya, "Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa
itu" (QS. Asy-Syam: 9).
Kaum Salaf, pendahulu umat ini telah memahami betapa tinggi nilai
tamu tersebut. Diriwayatkan, bahwa mereka berdo'a kepada Allah Ta’ala agar
dipertemukan kembali dengan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya, dan apabila
mereka mengakhirinya, mereka menangis dan berdo'a kepada Allah Ta’ala agar amal
mereka pada bulan-bulan yang lain diterima. Demikian seperti dinukil Ibnu Rajab
–Rahimahullah-.